Seperti yang telah diketahui saat ini kemampuan
interpersonal ( interpersonal skill ) merupakan hal yang paling penting dalam
lingkungan sosial dan kehidupan sehari- hari. Apalagi ketika memasuki dunia kerja, kemampuan
beradaptasi, berkomunikasi, bersikap, memimpin berpresentasi sangat berpengaruh
terhadap kesuksesan dan perkembangan diri kita sendiri.
Berdasarkan
penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyatakan bahwa
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya
ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.
Hampir semua
perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard
skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM,
pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill
oke, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan
kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi
team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job
requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon
yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah.
Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah
daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi
rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill.
Oleh karena itu, hard skill merupakan
faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja
biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.bisa di katakan untuk
mencapai sukses selain mempunyai hardskill yang kompeten di bidangnya,
seseorang juga harus memiliki softskill yang berkenaan dengan sifat dan
kepribadiannya.
Pengertian
Inter Personal Skill
Inter Personal Skill adalah
kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, baik dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal dengan
tujuan untuk pengembangan kerja secara optimal.
Interpersonal Skill seseorang tercermin dari :
Ø Kemampuan berkomunikasi
Ø Membangun hubungan baik
Ø Kemampuan memotivasi
Ø Kemampuan kepemimpinan
Ø Kemampuan memasarkan diri sendiri
Ø Kemampuan bernegosiasi
Ø Kemampuan berpresentasi
Ø Kemampuan berkomunikasi di depan public
Secara garis besar Point penting yang harus dimengerti dalam
interpersonal skill adalah :
- Mendengarkan
- Memberikan umpan balik
- Membujuk
- Mengelola konflik.
1. Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses menangkap
makna dari suara yang kita dengar, bukan hanya sekedar mendengar suara, dan
akhirnya dikeluarkan lagi.
Active Vs
Passive Listening
Mendengarkan secara pasif, menempatkan diri kita seperti mesin perekam
(recorder). Semua kata dimasukkan ke dalam memori (yang penting dan yang
tidak), sehingga kita tidak dapat membedakannya. Kita ingat apa yang
dikatakannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya.
Mendengarkan secara aktif , menuntut kita agar mampu menempatkan diri sebagai
pihak yang menyampaikan pesan (empati). Kita harus berkonsentrasi dan mau
memahami sepenuhnya isi yang dikemukakan pembicara.
Apa sih pentingnya mendengarkan bagi kita?
Apakah kita perlu mendengarkan berbagai presentasi orang-orang atau mitra
bisnis? Apakah kita perlu mendengarkan orang lain yang khusus berbicara dengan
kita tentang sesuatu hal? Apakah kita mendapatkan keuntungan apabila kita
meluangkan waktu kita untuk mendengarkan?
Alasan mendengarkan yakni :
1.
Untuk memahami dan memperoleh informasi
Orang yang menguasai informasi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun dal konteks professional, sebab, di era sekarang, menguasai informasi berarti menguasai sumber daya.
Orang yang menguasai informasi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun dal konteks professional, sebab, di era sekarang, menguasai informasi berarti menguasai sumber daya.
2.
Analisis terhadap kualitas informasi
Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yangditerima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat di ambil.
Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yangditerima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat di ambil.
3.
Membangun dan memelihara hubungan
Alasan untuk mendengarkan adalah untuk melakukan komunikasi interpersonal. Banyak survai telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan efektif/baik, memiliki hubungan yang lebih baiik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengar akan memperburuk hubungan, atau setidaknya tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik (Kaufgmann, 1993).
Alasan untuk mendengarkan adalah untuk melakukan komunikasi interpersonal. Banyak survai telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan efektif/baik, memiliki hubungan yang lebih baiik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengar akan memperburuk hubungan, atau setidaknya tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik (Kaufgmann, 1993).
4.
Menolong orang lain
Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami oaring lain dan, pada akhirnya, dapat menolong orang lain. Beberapa profesi menjadikan kemampuan mendengarkan sebagai suatu yang wajib dimiliki untuk dapat membantu para klien, misalnya profesi dokter, pengacara , psikolog, guru atau lainnya. Namun tidak terbatas hanya pada para professional, setiap orang dapat juga memberikan bantuan bagi orang lain, karena yang diperlukan hanya kemampuan untuk mendengarkan dengan baik dan efektif.
Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami oaring lain dan, pada akhirnya, dapat menolong orang lain. Beberapa profesi menjadikan kemampuan mendengarkan sebagai suatu yang wajib dimiliki untuk dapat membantu para klien, misalnya profesi dokter, pengacara , psikolog, guru atau lainnya. Namun tidak terbatas hanya pada para professional, setiap orang dapat juga memberikan bantuan bagi orang lain, karena yang diperlukan hanya kemampuan untuk mendengarkan dengan baik dan efektif.
5.
Memberi umpan balik
o Kontak
mata
o Anggukan
kepala dan ekspresikan wajah penuh perhatian
o Cegah gerakan
atau tindakan yang berkesan negative
o Ajukan
pertanyaan
o Uraikan
apa yang didengar dengan kata-kata sendiri
o Hindarkan
interupsi atau memotong pembicaraan
o Jangan
terlalu banyak bicara
o Kontak
Mata
Bagaimana perasaan anda ketika melihat orang yang
anda ajak bicara tidak memandang anda, melainkan memandang ke tempat lain?.
Seperti juga kebanyakan orang lain, anda akan mentafsirkan bahwa orang tersebut
mungkin tidak tertarik akan apa yang anda bicarakan. Anda mendengarkan dengan
telinga anda, namun orang lain menilai apakah anda mendengarkan atau tidak,
dengan melihat mata anda.
o Anggukkan
kepala dan Ekspresikan wajah penuh perhatian
Pendengar yang efektif menaruh minat atas apa yang
sedang diucapkan orang lain dengan memberikan tanda “nonverbal”.
Menganggukan kepala, mengerutkan wajah, tertawa
ketika pembicara mencoba melontarkan humor, menggeser posisi duduk ke arah
pembicara, dan lain sebagainya.
o Cegah
Tindakan atau Gerakan yang Berkesan negatif
Ketika anda sedang mendengarkan pembicaraan orang
lain, jangan terlampau sering melihat atau melirik ke arah jam, memainkan
pinsil, membuka-buka halaman buku, atau mengerjakan sesuatu yang tidak
berkaitan dengan isi pembicaraan. Tindakan-tindakan tersebut mengesankan bahwa
anda bosan, atau tidak tertarik pada apa yang sedang diutarakan pembicara.
o Ajukan
Pertanyaan
Pendengar yang kritis menganalisis apa yang
didengarkannya, dan lalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
Perilaku ini memberikan keyakinan kepada pembicara bahwa anda memang
benar-benar mendengarkan.
o Uraikan
apa yang didengar dengan kata – kata sendiri
Misalnya : “Anda mengatakan …..(kata-kata pembicara) “ “Apakah itu
artinya adalah …….. (kata-kata anda sendiri) ?” Ada dua alasan perilaku ini
ditampilkan.
Pertama: sebagai tanda bahwa anda memperhatikan baik-baik isi
pembicaraan.
Kedua : sebagai tanda bahwa anda ingin jangan sampai salah mentafsirkan
kata-kata pembicara.
o Hindarkan
menginterupsi atau memotong pembicaraan
Beri kesempatan kepada pembicara untuk
menyelesaikan isi pembicaraannya. Setelah itu baru anda boleh mengajukan
pertanyaan atau memberikan komentar. Biasakan untuk bersabar mendengarkan
pembicaraan orang lain.
2. Memberi Umpan Balik
Setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan
agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang
lain.
Beberapa tipe respon dalam mendengarkan,
berdasarkan tingkat kualitasnya, dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Mendengarkan
dengan diam
Banyak alasan untuk tidak mengatakan sesuatu ketika mendengarkan, antara lain, mungkin kita tidak iingin pembicaraan berlanjut atau bosan karena sudah mendengarkan cerita tersebut berulang kali.
Pada kondisi seperti di atas, respon terbaik memang diam, karena jika kita memberikan respon verbal, si pembicara akan terdorong untuk melanjutkan ceritanya. - Mengajukan
pertanyaan
Beberapa alasan untuk mengajukan pertanyaan antara lain : - Untuk memperjelas makna
- Untuk mendapatkan konsep, perasaan, keinginan lain
- Untuk mendorong berbicara lebih lanjutUntuk mendorong pencarian lebih lanjut.
- Membuat
pertanyaan
Membuat pernyataan adalah menyatakan kembali pesan yang diterima dengan menggunakan kalimat sendiri. Menyatakan kembali pesan yang kita terima bukan dengan cara mengulang apa yang disampaikan, melainkan dengan menyatakan kembali apa yang kita pikirkan mengenai pesan yang kita terima dengan menggunakan kata-kata sendiri, sebagai cara untuk meyakinkan arti dari pesan yang kita terima. - Menyatakan
empati
Menyatakan empati adalah tipe pemberian umpan balik yang digunakan oleh pendengar untuk menyatakan keberadaannya, menunjukkan perasaan, menyatakan persepsi ataupun perhatian kepada apa yang disampaikan oleh si pemberi pesan. - Memberikan
dukungan
Respon dengan memberikan dukungan adalah menyatakan rasa solidaritas pendengar terhadap situasi yang dihadapi oleh pembicara. - Melakukan analisis
- Melakukan evaluasi
- Memberikan pendapat
3. Membujuk
Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang
dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang
tadi.
Strategi membujuk
Ada tiga strategi yang umumnya dilakukan dalam membujuk seseorang untuk
melakukan sesuatu.
- Kredibilitas (anda bisa dipercaya)
- Nalar (isinya masuk akal)
- Sentuhan emosional (memunculkan perasaan suka)
Keterampilan membujuk
- Bangun kredibilitas
- Gunakan pendekatan positif dan bijaksana
- Jelaskan dengan baik maksud kita
- Sajian bukti yang kuat guna mendukung permintaan kita
- Sesuaikan alasan permintaan kita dengan karakteristik orang yang kita bujuk
- Perhatikan kepentingan pihak yang sedang kita bujuk
- Sentuh aspek emosionalnya
4. Mengelola konflik
Pada dasarnya, konflik terjadi bila dalam satu peristiwa terdapat dua
atau lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan.
Manfaat
dan dampak buruk konflik
Manfaat:
- Motivasi meningkat
- Identifikasi masalah/pemecahan meningkat
- Ikatan kelmpok lebih erat
- Penyesuaian diri pada kenyataan
- Pengetahuan.
- keterampilan meningkat
- Kreativitas meningkat
- Membantu upaya mencapai tujuan
- Mendorong pertumbuhan
Dampak buruk konflik:
- Produktivitas menurun
- Kepercayaan merosot
- Pembentukan kubu-kubu
- Informasi dirahasiakan dan arus komunikasi berkurang
- Timbul masalah moral
- Waktu terbuang sia-sia
- Proses pengambilan keputusan tertunda
Anggapan-anggapan
salah dalam menghadapi konflik:
- Konflik akan teratasi dengan densirinya bila dibiarkan
- Konfrontasi dengan sebuah persoalan atau dengan seseorang adalah hal yang tidak menyenangkan
- Konflik dalam perusahaan menunjukkan pemimpinnya tidak bias memimpin
- Konflik diantara keryawan menunjukkan mereatidak peduli pada perusahaan
- Amarah selalu bersifat negative dan merusak
Jenis-jenis
konflik:
- Konflik
diri
Konflik diri adalah gangguan emosi yang terjadi dalam diri seseorang. - Konflik
antar individu
Konflik antara dua individu. - Konflik
antar kelompok dan dalam kelompok
Konflik dalam kelompok dalah konflik yang terjadi antara individu dalam suatu kelompok (tim, bagian, organisasi, dsb), sedangkan konflik antar kelompok melibatkan lebih dari satu kelompok.
Gaya menghadapi konflik
1.
Kronfontatif / agresif /
I win, you lose
2.
Asertif / persuasif / kolaborasi
I win, you win
3.
Koperatif / konsiliasi.
I lose , you lose
4.
Menghindar / akomodasi
I lose, you win
A. Perbedaan Interpersonal Skill dengan Intrapersonal Skill
Interpersonal Skill
Inter Personal Skill adalah :
ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain untuk
pengembangan kerja secara optimal. Dimana bisa di lihat dari :
Kemampuan
berkomunikasi
Membangun hubungan
baik
Kemampuan memotivasi
Kemampuan
kepemimpinan
Kemampuan memasarkan
diri sendiri
Kemampuan
bernegosiasi
Kemampuan
berpresentasi
Kemampuan
berkomunikasi di depan publik
Penilaian Dan Hasil Kerja
Intra Personal Skill
Intra Personal Skill adalah :
ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja
secara optimal. Yakni tercermin dalam :
Membentuk
karakter
Membentuk kepercayaan/keyakinan
Manajemen
perubahan
Manajemen
stress
Manajemen
waktu
Proses
berfikir kreatif
Menentukan
tujuan hidup
Teknik
percepatan belajar
B.
Element-Element
Softskill yang Terkait Dalam Dunia kerja
Kecerdasan
Emosi
Kesuksesan seseorang
tidak hanya didukung oleh seberapa smart seseorang dalam menerapkan pengetahuan
dan mendemonstrasikan keterampilannya, akan tetapi seberapa besar seseorang
mampu mengelola dirinya dan interaksi dengan orang lain. Keterampilan tersebut
dinamakan dengan kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi juga meliputi sejumlah
keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri
sendiri dan orang lain; dan kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi,
merencanakan, dan meraih tujuan hidup.
Gaya Hidup
Sehat
University of Central
Florida memasukkan tema gaya hidup sehat ini sebagai target pengembangan soft
skills bagi mahasiswa mereka. Topik yang diangkat dalam pengembangannya memuat
nutrisi, manajemen stres, pengelolaan waktu, cultural diversity, dan
penyalahgunaan obat terlarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup
yang sehat mempengaruhi tingginya ketahanan, fleksibiltas dan konsep diri yang
sehat yang mempengaruhi tingginya partisipasi dalam komunitas.
Komunikasi
Efektif
Cangelosi dan
Petersen (1998) menemukan bahwa banyak kegagalan siswa di sekolah, masyarakat
dan tempat kerja diakibatkan rendahnya keterampilan dalam berkomunikasi. Selain
keterampilan komunikasi berperan secara langsung, peranan tidak langsung juga
ditemukan. Secara tidak langsung keterampilan komunikasi mempengaruhi tingkat
kepercayaan diri dan dukungan sosial yang kemudian dilanjutkan pengaruhnya ke
kesuksesan.
kesuksesan.
C. Lima Faktor Kepribadian Penunjang Kesuksesan Dalam
Bekerja
Lima
factor kepribadian penunjang kesuksesan dalam dunia kerja yakni merupakan
gambaran mengenai karakter khas individu yang unik dan relative stabil, dimana
lima factor tersebut adalah :
1.
Ketahanan
Pribadi ( conscientiousness).
Ketahanan pribadi ini ditunjukkan
dengan karakter gigih,sistematis, pantang menyerah, motivasi tinggi dan tahan
terhadap beban pekerjaan.
2.
Ekstraversi
(extraversion).
Tipe kepribadian ini ditandai dengan
keterampilan membina hubungan dan komunikasi yang efektif, pandai bergaul,
bekerja sama,aktif, mengutamakan kerjasama, atraktif dan asertif.
3.
Keramahan
(agreeableness).
Tipe ini ditandai dengan sikap
ramah,rendah hati, tidak mau menunjukkan kelebihannya, mudah simpati, hangat,
dapat dipercaya dan sopan.
4.
Emosi
Stabil (emotion stability).
Tipe ini ditandai dengan sikap yang
tenang, tidak mudah cemas dan tertekan, mudah menerima, tidak mudah marah dan
percaya diri.
5.
Keterbukaan
Terhadap Pengalaman (openness).
Individu dengan tipe ini memiliki daya
piker yang imajinatif, menyukai tantangan, anti kemapanan, kreatif, kritis dan
memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Sumber:
- Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
- Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
- Littlejohn,
1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth
Publishing Company.
-Tri Wardhani, Adinda,2002. Perbedaan Goal Orientation pada dunia kerja. Skripsi.
Fakultas Psikologi UI
-Suzane
c.De Janasz,2006, Interpersonalskills in organizations, Second Edition, new
York, McGraw-Hill International
-
hendrik, W. , 1992. Bagaimana Mengelola Konflik, Jakarta: Bumi aksara,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar/Comment