6.08.2012

Sentuhan Midas dan Sadim (Bagian I)


Dari legenda Yunani kuno, dimana sang dewa Dionisius, memutuskan untuk memberikan hadiah kepada Midas, raja Phyrgia, karena telah memberikan tempat tinggal dan perlindungan tempat tinggal dan perlindungan pada guru pribadinya yang telah tua ketika gurunya itu berada dalam situasi yang sangat sulit. Sebagai penghargaan, Midas meminta kemampuan  agar dapat mengubah segala sesuatu  yang disentuhnya menjadi emas. Sampai sekarang masih melekat ungkapan “sentuhan Midas”.
Ungkapan itu mengacu pada kemampuan sebagian orang untuk mendapatkan keuntungan di saat orang lain hanya mendapatkan kerugian, untuk menemukan peluang di saat tak ada seorangpun melihat peluang itu, untuk mengubah ide menjadi bisnis yang sukses. Orang-orang yang memiliki sentuhan Midas bisa mengubah segala sesuatu yang diletakkan pada tangannya menjadi sesuatu yang lebih baik. Jika perusahaan tergelincir ke arah kebangkrutan, mereka bisa memumulihkan kondisinya; jika bisnis mulai tenggelam, mereka memakmurkannya; jika keputusan merajalela, mereka mengembalikan antusiasme; jika terjadi perdebatan dan perselisihan, mereka menciptakan lingkungan yang koperatif.


Ada banyak contoh orang yang memiliki sentuhan Midas. Salvio Santos mengambil alih bisnis yang dibelit utang dan beroperasi di lantai bawah tanah bangunan serta mengubahnya menjadi Bau-Felicidade, yaitu bisnis  yang menjadi salah satu perusahaan utama di brasil. Ditengah krisis bahan bakar minyak di tahun tujuh puluhan, Salim Mattar melakukan sesuatu yang tidak pernah diimpikan orang saat itu. Ia membuka perusahaan penyewaan mobil Localiza yang pada akhirnya  menjadi salah satu yang terbesar di Brasil. Seorang staf penjualan yang nampu menjual kulkas pada seorang Eskimo, dan masih banyak lagi contoh orang yang memiliki sentuhan Midas.


Walaupun begitu, jika banyak orang pernah mendengar tentang sentuhan Midas, tidak banyak yang pernah mendengar lawannya yakni Raja Sadim. Kita mungkin tidak mengenalnya, tapi kita pasti pernah melihatnya beraksi. Sadim adalah Midas yang ditulis secara terbalik. Seperti yang terlihat dari namanya, Ia adalah lawan dari Midas. Jika raja Firgia itu mengubah segala sesuatu menjadi emas, raja Sadim memiliki kekuatan untuk menghancurkan segala sesuatu yang ia sentuh. Jika bisnis berada dalam kondisi  menguntungkan, ia sanggup membuatnya merugi; jika ada persahabatan dan kerjasama, ia dengan segera menanamkan rasa curiga dan perselisihan.

Raja Sadim  adalah seseorang dengan kegelisahan yang luar biasa besar dan harga diri yang sangat rendah. Ia tidak mampu menanggulangi titik lemahnya karena ia bahkan tidak  mau mengakui bahwa  ia memiliki kelemahan, ia menggunakan arogansi untuk menyembunyikan kelemahan-kelemahan itu, bahkan dari dirinya sendiri. Raja Sadim tidak pernah menyadari kekurangannya, bahkan  Ia percaya bahwa ia seorang Midas, meskipun seringkali tindakannya selalu membuka kedoknya, dan tentu saja hal tersebut tidak menghentikannya. Sadim adalah seorang jagoan dalam menyalahkan orang lain atas kebutaan dan ketidakmampuannya sendiri, ia percaya  secara moral pada fantasi yang diciptakannya sendiri untuk menyembunyikan kegagalannya. Bahkan Ia bergerak maju, tak gentar, tidak menyadari adanya jalur kerusakan yang ia tinggalkan di belakangnya.


Mengenali Sadim
Setiap manusia memiliki perpaduan yang kompleks dari emosi dan perasaan , kombinasi dari unsur-unsur positif dan unsur-unsur yang tidak positif, dan Raja Sadim pun begitu. Hanya saja perasaan lemah dan serbakekurangan yang dimilikinya begitu dalam,  keengganannya untuk mengakui hal ini begitu kuat, sehingga ia akhirnya digerakkan oleh dorongan yang tidak terkendali untuk ia kuasai untuk membuatnya merasa sedikit lebih baik. Di dalam dirinya, arogansi, kepicikan, dan egoisme tampak jelas tanpa tabir sedikitpun, karena kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, keseimbangan, dan akal sehat tidak dipupuk oleh seseorang yang enggan melihat segala kekurangannya sendiri. Itulah mengapa mudah saja untuk kita melihat unsur-unsur berikut di dalam diri Raja Sadim.
Cermin Ajaib
Raja Sadim memiliki cermin khusus yang hanya menunjukkan apa yang ia ingin ia lihat. Karena penyimpangan ini, ia melihat arogansinya sebagai keluhuran budi, kepicikannya sebagai kemurahan hati, kebenciannya sebagai “keadilan”, ketidakmampuanya sebagai “kesalahan orang lain”, dan seterusnya.

Pelawak Istana
Agar cermin ajaib itu bekerja lebih efektif, Raja Sadim dikelilingi oleh segerombolan penyanjung yang kompetensinya diukur dari kemampuan mereka untuk merendahkan diri sendiri. Jika anda pernah mendapatkan seorang Raja Sadim sebagai atasan, anda semestinya menyadari bahwa ia selalu menempatkan anggota gerombolannya di posisi penting, walau harus mengorbankan kesehatan dan profitabilitas perusahaan. Tentu saja ia akan berkata bahwa pilihannya berdasarkan pada kompetensi, namun tidak seorangpun (kecuali dirinya) yang dapat melihat bahwa patokan utama, kalau tidak bisa dibilang satu-satunya, adalah memperkuat posisi dan egonya. Para penyanjung itu tidak pernah mempertanyakan maupun meragukan kompetensi raja Sadim karena kompetensi itu juga tidak mereka miliki. "Mengelilingi diri sendiri dengan orang-orang yang sama lemahnya dengan dirinya, membantu memperkuat ilusi keunggulannya".

Kesederhanaan Palsu
Kendati ia menyukai semua sanjungan itu, Raja Sadim kerap berupaya memepertahankan kesan bahwa ia memiliki kesederhanaan (palsu). Namun kesederhanaan palsu ini lenyap begitu ia beranggapan bahwa ia tidak mendapatkan perhatian yang layak. Kemudian ia berteriak, mengamuk, mengintimidasi, mengancam, menfitnah. Semua itu dilakukan karena ia merasa menjadi target “ketidakadilan”.

Jalan pintas
Jika raja sadim begitu tidak kompeten, mengapa kita sering melihatnya di posisi yang menonjol? Pertama, karena Sadim sendiri juga merupakan penjilat dan ia tahu cara mendekati serta mengambil keuntungan dari Sadim-sadim yang lain yang lebih kuat dari dirinya. Namun pujian  yang bersifat menjilat bukan satu-satunya jalan pintas. Dalam sebagian kasus, ia dapat sampai pada posisi itu melalui penggabungan dari berbagai kemudahan atau sekedar keberuntungan belaka.

Pengkhianat.
Kadang-kadang, orang yang tampaknya merupakan teman kita pada akhirnya terbukti merupakan Sadim sejati. Ini karena kepura-puraan adalah salah satu karakteristiknya yang lain.

Memori selektif
Raja Sadim memiliki bakat yang luar biasa, yaitu mampu menulis kembali sejarah dengan kata-katanya sendiri. Tentu saja  ia percaya bahwa ia adalah Raja Salomo jika berurusan dengan keadilan, dan Ia juga berkata, “saya adalah orang yang adil..!” namun pada kenyatannya, kata-kata bernada pengakuan dan rasa terima kasih tidak ada di dalam pembendaharaan katanya. Jika ia berbicara tentang masa lalu, ia selalu membesar-besarkan pentingnya dirinya dan mengurangi atau menghilangkan pentingnya orang lain. Ia dapat mengaku sebagai pencetus ide yang tidak atau prakarsa yang tidak dilakukanya.

Iri hati
Setiap sadim memiliki rasa iri hati. Harga diri mendorongnya untuk iri pada apa yang dimiliki orang lain, bukannya berupaya untuk mendapatkannya melalui usaha sendiri. Ia tidak hanya iri pada kekayaan dan kekuasaan, namun juga pada apa pun yang membuat seseorang menonjol: berbakat, ketrampilan, kebaikan. Ia iri pada kenyataan bahwa seseorang dapat dijunjung tinggi oleh orang lain, pada teman-teman orang lain, dan bahkan pada “keberuntungan” seseorang. Pencapaian di masa lalu, prestasi akademis, selera humor yang tinggi, kehidupan keluarga seseorang, apapun dapat menjadi alasan baginya untuk merasa iri.

Kamus Pribadi
Sadim mempunyai kamusnya sendiri  yang berisi kata-kata yang memiliki arti sesuai dengan apa yang ia inginkan. Bakat orang lain disebut “keberuntungan”, ketiadaan kebijaksanaan dan kecerdasan sosial pada dirinya diberi nama “kejujuran”, dan pada umumnya hal itu disertai dengan “saya berkata yang sebenarnya, tanpa menghiraukan siapa yang sakit hati karenanya”. Orang-orang yang lebih terampil disebut “rata-rata”, dan orang-orang yang lebih kompeten dianggap selalu “tidak kompeten”.

Paranoid
Seorang Sadim yang “patologis” pada akhirnya akan jatuh dalam kondisi paranoid. Rasa tidak aman  yang selalu disembunyikan atau diabaikan tumbuh dalam bayang-bayang dan membuatnya melihat “konspirasi dimana-mana, menganggap ada saja orang yang berupaya “menjatuhkannya”. Siapapun yang tidak masuk dalam kelompok penyanjung dapat dilihat sebagai “pengkhianat” dan kadang kala juga sebagian anggota penyanjung itupun kerap menanggung akibatnya. Karena sikapnya memicu bencana, semakin jelas tanda-tanda akan terjadinya bencana itu, dan semakin besar kebutuhannya untuk mencari kambing hitam. Kegilaannya itu berbentuk mencari dan memberantas pihak-pihak yang dianggapnya lawan. Jika ada yang tidak  berjalan semestinya, itu karena “konspirator” tengah berupaya mensabotase rencana-rencananya, yang selalu sempurna. Raja Sadim percaya bahwa dunia berputar mengelilingi dirinya, dan perhatian utama semua orang adalah mencari cara untuk menggulingkannya.

setelah anda membaca artikel ini, saya yakin telah terbayang dibenak anda siapa saja orang disekeliling anda yang mirip Raja Midas dan Raja Sadim.:)  jangan sampai anda tergolong orang yang memiliki sentuhan Sadim ya......!! jika ada indikasi mengarah kesana, cepatlah berubah.>!!


Untuk sementara sampai disini dulu artikelnya, selanjutnya akan disambung pada (Sentuhan Midas dan Sadim bagian II) membahas persenjataan Sadim dan Penangkal Sadim.....

terima kasih telah membaca artikel ini.


sumber :  The Trump (way of 3 minutes). Ricardo R. Bellino

2 komentar:

  1. cоnstаntly i used to read smaller poѕts that alѕo clеar thеir motivе, and that is also haρрening with this article which I аm rеading at this time.
    Also see my page: seogurubd.com

    BalasHapus
  2. @seorgurubd
    thanks for your review,
    please visit my site again in the future!

    BalasHapus

Komentar/Comment